Truestory.id – Lagi – lagi, telah terjadi kecalakaan di lokasi Wisata Laut Tanjung Karang Kabubapaten Donggala yang memakan korban, Minggu (4/12/2022).
Kali ini kecalakaan itu terjadi tepat pada pelaksanaan Dirgahayu Korps Polairud Polda Sulteng. Dalam peristiwa ini,terdapat empat korban sekaligus yang saat kejadian tengah menikmati fasilitas wahana sarana rekreasi Donnat Boat yang menabrak taksi laut ( perahu kayu).
Kondisi keempat korban, saat ini sangat memprihatinkan karena mengalami luka yang sangat serius.Dimana satu korban mengalami patah tulang dibagian tangan kanan,serta tiga diantaranya luka sobek di kaki dan cedera dibagian tangan serta lengan bahkan salah satu diantaranya mengalami trauma sebab sempat terpental jauh di tengah laut.
Keempat korban diantaranya ,Masriani(32), Rezki Amalia(20), Rahma (19), dan Moh. Amin(20).
Salah satu orang tua korban, H Wahidin menuturkan,kronologis awalnya saat itu ia sedang membawa keluarganya sekaitan menghadiri acara Dirgahayu Korp Pol Airud Polda Sulteng di Tanjung Karang dan menginap di Sandy Cottage.
Kemudian, anaknya dan beberapa anggota keluarganya disuruh untuk bersantai menaiki taksi laut (kapal kayu) yang sudah disewa pribadi.Namun, dikarenakan pihak cottage mengarahkan ke fasilitas yang telah tersedia sehingga mereka menikmati wahana Donnat Boat.
Sementara itu ,H.Wahidin bersama kerabat lainnya melakukan survey laut menggunakan spead boat. Namun, ketika hendak kembali ke Cottage dirinya kaget ketika,melihat keluarganya yang naik Donat Boat menabrak taksi laut di depan matanya.
‘’Saya berharap pengelolaan wisata bahari Tanjung Karang harus dibenahi lebih maksimal. Agar kedepannya ada tata kelola yang baik, indah, bersih dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung. Saya tidak menuntut ganti rugi dengan kecelakaan yang menimpa keluargaku ,”tegasnya kepada sejumlah media di kediamanya sekitaran Kelurahan Kabonena, Selasa(6/12/2022)
Fatalnya kata Wahidin, setelah ditelusuri ternyata sang pengemudi spead boat Donat ini masih berusia 15 tahun.Ini tentunya tidak menutup kemungkinan,akan ada korban selanjutnya jika tidak di perhatikan Dinas Parawisata Kabupaten Donggala untuk tata kelola wahana Wisata bahari Laut yang berada di Tanjung Karang.
Jika dibiarkan,peristiwa itu tentu saja akan menjadi citra buruk bagi Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah yang di kelola oleh Pemda Kabupaten Donggala akibat sudah sering kali memakan korban dari luka serius,patah tulang bahkan trauma psiklogis.
” Saya sebagai ayah korban dan keluarga sangat menyayangkan atas kejadian yang terjadi. Kami, tidak menuntut kerugian,cukup keluarga saya jadi korban.Tetapi kedepannya Dinas Pariwisata Kab.Donggala wajib membenahi dan bertanggung jawab untuk mengatur tata kelola di Tanjung Karang, “ujar salah satu pengusaha galian C itu.
” Jangan ada lagi korban yang berjatuhan. Kemudian pengelola wahana wisata juga harus orang sehat jasmani dan rohani,bila perlu harus diperiksa sebelum menjadi operator wahana.Janganlah operator wahana,berjiwa preman jangan serakah karena uang main rampas penumpang namun tidak berfikir keamanan dan kenyamanan pengunjung”.pungkasnya.
Lebih jauh kata Wahidin,terkait dengan kejadian yang terjadi pihak Parawisata Kab.Donggala wajib menyikapi secara serius dan tegas hal ini,selain itu Aparat Hukum juga harus lebih perhatian untuk melakukan pengawasan jangan sampai setiap tahun ada korban.
“siapa saja yang mencari rezeki di tempat wisata Tanjung Karang silahkan,yang jelas saya tidak menuntut pihak manapun,dalam kecalakaan ini. Tolong diperbaiki pengolahan wisata di Tanjung Karang, karena sangat memperihatinkan dan sudah banyak memakan korban. Kalau tidak bisa diperbaiki kami siap membantu pembiayaannya untuk mengelola agar lebih baik lagi, ” tandasnya dengan nada kecewa.