Truestory – Paham radikalisme menjadi cerita masa lalu Ato Margono, yang tidak lain mantan narapidana teroris (napiter) yang berada di wilayah Kecamatan Poso kota, Kabupaten Poso,Sulawesi Tengah.
Ato Margono bersama istri dan anaknya kini sudah bisa hidup rukun berdampingan dengan masyarakat sekitar.Meski diakuinya, sebelumnya mendapat perubahan sikap dari masyarakat di lingkungannya, namun saat ini lebih membuka diri dan berbaur secara normal.
Ato Margono,pernah bergabung dengan kelompok Mujahidin Indonesia Timur(MIT) di Kabupaten Poso bersama mendiang Santoso dan kerap melakukan taksi teror dan penyerangan terhadap aparat gabungan Operasi Camar Maleo.
Dia juga ,salah satu eks Napiter yang banyak terlibat langsung dalam aksi – aksi terorisme di wilayah Poso dan harus menebusnya dengan menjalani pemeriksaan serta masa tahanan hingga harus berpisah dengan istri pertama dan meninggalkan anak – anaknya yang masih sangat kecil.
Ato Margono ditangkap oleh Detasemen Khusus(Densus) 88 Anti Teror pada tahun 2013 di Kecamatan Poso Kota, Sulawesi Tengah.
Dia menjalani hukuman selama sembilan tahun,dan akhirnya bebas bersyarat pada Selasa 29 Maret 2022 dari Kantor Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Luwuk, Kelurahan Kompo,Kecamatam Luwuk Selatan, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Setelah bebas, Ato Margono mengakui kehadiran Polda Sulawesi Tengah beserta jajaran memberikan spirit dan semangat baru untuk menjadi warga Indonesia yang baik.
Ato mengatakan,pihak Polda Sulteng secara konsisten terus menjalankan kepemimpinan dalam membimbing dan mendampingi beberapa mantan terorisme untuk kembali ke pangkuan NKRI dan memulai hidup baru di tengah masyarakat.
Pasca bebas, Ato Margono tergabung dalam kelompok yang didalamnya terdiri dari eks Napiter lainnya dan pernah mengikuti pengucapan Ikrar Setia Kepada NKRI.
Ikrar itu dilaksanakan di Polda Sulteng pada 17 Agustus 2022 dalam rangka peringatan Hut Rl ke 77.
Setelah mengucapkan Ikrar Setia Kepada NKRI,Ato menuturkan ,hal tersebut menunjukan tumbuhnya sikap nasionalisme dalam dirinya yang bertentangan dengan paham terorisme, radikalisme dan intoleransi yang selama ini dikenalnya menyebabkan terlibat langsung dalam aksi – aksi terorisme.
” Menjalani masa tahanan merupakan aib dan bukan merupakan hal yang perlu diapresiasi. Karena setelah bebas kami eks Napiter mendapatkan sanksi sosial dalam kehidupan bermasyarakat,”katanya.
” saat ini, saya ingin melanjutkan hidup secara normal layaknya masyarakat biasa yang sehari-hari hidup dan bekerja untuk kelangsungan hidupnya, ” tekatnya.
Menurutnya, bimbingan serta arahan yang dilakukan Polri terhadap eks Napiter merupakan perhatian negara kepada para mantan pelaku terorisme dan mengharapkan mantan pelaku terorisme kembali sebagai masyarakat yang hidup berbangsa dan bernegara juga meninggalkan paham terorisme, radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
” Berkat bimbingan dan arahan dari Polri,itu menambah semangat saya dan istri tercinta untuk menjalani hidup ini supaya lebih baik lagi, juga membuat kami semakin yakin banyak masyarakat yang tidak memberi stigma-stigma negatif pada saya, ” ucapnya.
Lebih jauh,Ato mengatakan,penyebaran paham terorisme, radikalisme di wilayah Poso Kota, rentan menyasar kepada remaja yang berpotensi sebagai paham yang mendarah daging dan berkembang sebagai aksi teror.
” saya sadar bahwa saya bukan siapa-siapa, saya seorang pendosa yang telah berbuat salah kepada negeri ini, Indonesia tercinta khususnya daerah Poso, ” ujarnya.
Dia,juga mengajak warga Poso pada umumya, agar sadar pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjunjung tingi nasionalisme sebagai warga negara yang patuh pada perundang-undangan.
Sehingga keberadaan para eks napiter,bisa dirasakan oleh orang lain minimal di lingkungan mereka berada saat ini.
” saya telah menyesali semua perbuatan masa lalu yang negatif. Juga sudah mohon ampun kepada ALLAH SWT. Insya Allah saya dan istri ingin memulai hidup baru. Melakukan berbagai aktivitas yang diridhoi ALLAH SWT dan memberikan banyak manfaat kepada sesama,” harapnya.
Ato Margono juga menyatakan siap membantu menekan penyebaran paham terorisme, radikalisme dan intoleran dikalangan remaja di wilayah Sintuwu Maroso,Poso.
Mohon selalu dukungan dan doanya, agar dirinya konsisten berbuat baik dan menebar kebaikan serta kedamaian di negeri ini.
Tinggalkan Balasan