Truestory – Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mohamad Syarif Latadano dengan tegas menyatakan kalau ada kader partai yang tidak patuh terhadap DPP PPP silahkan mengundurkan diri! 

Hal demikian Ia ungkapkan setelah membaca pernyataan Randy Saputra di salah satu media lokal di Kota Palu. Pernyataan Randy Saputra itu mendesak agar DPP PPP memberhentikan dirinya dari kader PPP.   

Menanggapi hal itu, Syarif pun dengan tegas menyatakan, “Jika tidak patuh terhadap perintah DPP, silahkan keluar sendiri! Tutup pintu dari luar,” tegas Syarif, (Kamis, (13/10/2022).  

Menurut Syarif partai tidak memecat, jika sudah merasa tidak nyaman dan merasa benar sendiri, silahkan mencari sendiri pintu keluar.  “Kader yang tidak patuh pada DPP silahkan hengkang dengan santun dan beretika tanpa harus membuat kegaduhan,” tegasnya lagi. 

Syarif menyatakan masih banyak kader partai yang lebih berkualitas.  

Menurut Syarif, menghalang-halangi pergatian PAW Ketua DPRD sama saja melawan keputusan dari DPP.  

Ia menjelaskan pihaknya yang berada di DPW PPP adalah perpanjangan tangan organisatoris dari DPP. Untuk itu, semua kader harus patuh.  

Selain itu, Syarif juga menanggapi pernyataan Randy Saputra yang mengatakan bahwa dirinya menjadi Ketua DPRD itu berkat hasil kerja kerasnya sendiri. Menurut Syarif itu salah besar. 

“Kalau Randy merasa dia menjadi Ketua DPRD adalah hasil kerja kerasnya sendiri itu salah besar dinda. Kamu menjadi Ketua DPRD itu tak lepas dari iktiar semua pengurus partai dan tentunya kontribusi besar rakyat terhadap partai. Kebetulan Dia salah satunya caleg dan anleg terpilih pada Pemilu 2019 lalu,” jelas Syarif. 

“Jadi jangan mengklaim seolah-olah besar sendiri. Tanpa Partai, anda kita semua, bukanlah apa-apa,” ucapnya.  

Lebih jauh Ia menjelaskan, sebagaimana kursi PPP Provinsi yang terlahir dari dapil Buol, Toli-Toli itu karena ikhtiar team dan dukungan rakyat dua kabupaten. Bukan hanya karena campur tangan satu atau dua orang saja. 

“KPU itu independen. Harus anda paham itu. Penetuannya mereka siapa yang banyak suara, pasti itu dapat kursi,” kata Syarif yang juga pernah menjadi Ketua KPU di sigi. 

Ia menguraikan, jika pintar bahkan berpikir jernih, harusnya kursi provinsi ini di dapatkan pada saat Ketua DPW PPP ketika menjadi Wabub Toli-Toli,  yang notabene PPP saat itu pemenang. 

“Tapi kenapa saat ibu Fairus yang maju baru bisa mendapatkan 1 kursi? Itu kan artinya kerja team yang kompak. Bukan karena si A atau si B,” terangnya. 

“Jadi, tolong jangan di balik-balik cerita ini, prinsip kami di DPW PPP saat ini, kita mesti menang berjama’ah, biar tidak ada lagi kader merasa diri menang karena dirinya. Jangan sampai, anda, kita semua khufur nikmat, syukur pada Allah dan taatilah, taatlah pula dengan putusan DPP,” tambahnya.