Truestory.id – Kelompok nelayan di sekitaran bantaran Teluk Palu,keluhkan susahnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU, meski sudah memiliki kartu (KUSUKA) Kartu Pelaku Usaha Kelautan dan Perikanan.
Akibatnya, hampir sepekan ini para nelayan di Teluk Palu kesulitan untuk mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Menurut Ketua Rukun Nelayan Talise Arham, beberapa kali para nelayan di Palu membeli BMM sambil membawa jerigen serta menggunakan kartu KUSUKA,namun sering di tolak pihak SPBU. Padahal para nelayan jika keluar memancing membutuhkan bahan bakar lima sampai enam liter untuk jangkauan kurang lebih 6 mil dari daratan.
“Kini kami sangat kesulitan mendapatkan BBM padahal sudah memiliki kartu KUSUKA, tetapi tidak juga bisa memebantu para nelayan.Ini juga disebabkan kurangnya sosialisasi dengan pihak instansi terkait yang kurang sehingga berdampak langsung ke kami para nelayan”, keluh Arham,kepada sejumlah media saat di temui di Rumah Nelayan Talise,Selasa ( 24/1/2023).
Sementara itu Jaya Rahman Ketua Himpunan Nelayan Sulawesi Tengah menuturkan, kendala saat ini yang dihadapai para nelayan di kota Palu yakni adanya penolakan pihak SPBU terhadap nelayan yang membawa jerigen ketika ingin membeli BBM yang digunakan untuk melaut.
” Nah kondisinya saat ini, tidak mungkin para nelayan membeli BBM di SPBU membawa perahunya.Sementara ada beberapa oknum yang menggunakan jerigen tetap dilayani, hal inilah yang menjadi persoalan di sekitaran nelayan, ” ungkapnya.
Dia menyebutkan, nelayan yang berada di kota Palu ini berjumlah sekitar 1.400 lebih.Dari jumlah setengahnya saja ketika ingin melaut berarti membutuhkan 3 liter BBM.
” artinya kebutuhan nelayan di kota Palu ini dari setengahnya saja, ketika ingin melaut membutuhkan BBM sebanyak 1.500 liter untuk melaut dan sekedar mencari hidup di laut,itulah yang menjadi kendal besar saat ini, ” katanya.
Padahal di UU no 7 Tahun 2016 kata Jaya, terkait dengan perlindungan dan pemberdayaan nelayan ada kewajiban negara yang diamanatkan dalam peraturan itu untuk memfasilitasi penyediaan sarana dan BBM bagi nelayan.
” Hal inilah yang perlu di cermati. Karena salah satu faktor terkendalanya nelayan untuk melaut yakni BBM sehingga perlu diberikan perhatian khusus, “imbuhnya.
Jaya mengatakan,sampai dengan saat ini tidak ada penjelasan ril dari pihak SPBU kepada sejumlah nelayan kota Palu, karena hal yang mendasar dari pihak SPBU hanya masalah penggunaan jerigen saja,padahal banyak oknum diluar sana yang bebas membeli BBM dengan membawa jerigen.
” selama ini kondisinya nelayan di kota Palu hanya mensiasati saja mengisi di tangki motor untuk mendapatkan BBM kemudian dipindahkan ke mesin nelayan.Namun itu semua tergantung daerahnya, kalau untuk wilayah kabupaten Donggala masih diizinkan menggunakan jerigen asal ada surat rekomendasi dari dinas terkait, nah itu yang kemudian tidak dilakukan oleh dinas terkait di kota Palu, “pungkasnya.
Belum adanya surat rekomendasi yang di akomodir instansi terkait di Palu, kiranya perlu menjadi perhatian.
” Hal itulah yang perlu dilakukan kordinasi khusus dengan instansi terkait.Kalau bisa pemerintah bisa menyediakan SPBU khusus untuk nelayan. Nah untuk instansi di Provinsi sudah dilakukan kordinasi, tapi di kota Palu belum ada realisasi memperhatikan persoalan ini,”tambahkannya.
Tinggalkan Balasan