Oleh : Erel

Senja perlahan menghilang mengiringi perjalanan. Wisata bahari di Kabupaten menjadi tujuan nostalgia. Yaa, Pantai jadi pilihannya.

Karena cukup populer dan jadi tempat favorite Tidak perlu banyak cerita soal pantai satu ini.

1 jam 30 menit, alunan lagu Ari laso dan Arwana menemani perjalanan dari Ibu Kota Provinsi ke Kabupaten .

“Welcome Beach” tulisan dipintu masuk wisata menyambut. Banyaknya akomodasi Cottage yang disediakan oleh pengelola pantai Tanjung Karang, mempermudah cari tempat beristirahat.

Aktivitas di pantai Tanjung Karang diawali dengan Barbeque Ikan di tengah sunyi malam. ” lagunya apa bagus dibawa, ?” Ucap Akbar sambil memilih list lagu karaoke di Youtube.

Buat lingkaran, Sesekali cerita masa Putih-Merah (Sekolah Dasar) menyeletuk. Mengundang tawa. Nostalgia masa sekolahpun hadir, walaupun semua tidak bisa kumpul karena kesibukan yang cukup padat.

“Habis dari sini, kemana.? Te ada lagi agenda, ? Jangan hanya sampe sini leh kayak sebelum sebelumnya,” ucap Fachri.

“Asal setiap ketemu kau yang tanggung Fachri,” sambung Isti.

Matahari malu menampakan sinarnya. Bersinar dibalik awal tebal. Desiran ombak, kicauan burung, sambut udara pagi. Renjana.

Sayang, kesibukan harus memaksa nostalgia itu berakhir dengan cepat. Tapi, sebelumnya tidak pas rasanya kalau tidak menikmati keindahan  bawah laut pantai tanjung karang.

“Berapa satu kali baputar kalau naik kapal,?” Tanya Tarastia.

“Jangan Mahal mahal leh,” sambung Lina.

“Seratus ribu, bisa naik semua sudah itu,” ucap Nabil, pengusaha yang menyediakan fasilitas di Pantai Tanjung Karang.

Air laut jernih, ragam jenis ikan, terumbu karang menjadi penutup cerita. Eits sebelum pulang Foto foto dulu.

Cerita Pendek alumni SDN 8 Palu angkatan 2006.

Bersambung….