Truestory – Pemerintah melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) menyelenggarakan kegiatan pemilihan Kepala Desa Serentak bagi 79 Desa Se-, tahun 2022.

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Bupati Donggala Kasman Lassa,di Ball Roam Hotel Sultan Radja Minggu malam (17/9/2022).

Kasman mengatakan,sosialisasi ini bertujuan untuk menyebarkan informasi dengan tahapan pemilihan kepala desa, agar semua pemangku kepentingan dapat mengetahui dan memahami tentang tugas dan peran dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa secara bersamaan Tahun 2022.

“Semoga seluruh proses tahapan , mulai dari persiapan, pencalonan, pemunggutan dan perhitungan hingga penetapan berjalan dengan baik, aman dan lancar,” harapnya.

Nantinya, kata Kasman ,mulai dari tahapan persiapan harus diikuti oleh semua pihak yang terlibat didalamnya dengan berpedoman pada aturan yang dikeluarkan. Terutama pada saat pembentukan panitia pemilihan kepala desa.

Bupati juga menegaskan, agar pembentukan panitia harus taat dan sesuai dengan aturan yang telah ada. Kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di 79 desa agar dalam proses pembentukan panitia membaca baik-baik aturan yang ada.

“Pembentukan panitia adalah bagian penting dalam persiapan penyelenggaraan pilkades. Saya inginkan agar tidak ada yang bermain-main dengan aturan,” tegasnya.

Lebih lanjut, kata Bupati,untuk mewujudkan pemerintahan desa yang baik dan mengurus masyarakat dalam sistem pemerintahan desa dibutuhkan pemimpin yang mampu melayani, peduli dan tanggap terhadap segala kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Dengan demikian dibutuhkan legitimasi dari masyarakat melalui proses demokrasi dalam bentuk pemilihan kepala desa secara langsung, umum bebas dan rahasia serta jujur ​​dan adil.

Kedepan, Bupati mencenangkan agar lebih memanfaatkan warga kabupaten Donggala yg menyandang status Sarjana. Hal ini dilakukan kata Kasman, agar kabupaten Donggala bisa lebih maju serta memanfaatkan potensi sumber daya manusia yang lebih baik untuk mengurus segala urusan kepala desa.

“Saat ini sudah banyak sarjana harus diberdayakan, karena setiap tahun Universitas di Sulteng begitu berlimpah. Sehingga segala urusan Pilkades tidak terlalu bikin pusing hingga berbulan- bulan,dan jangan sampe juga kepala desa terpengaruh dari tekanan politik partai,”pungkasnya.