Truestory.id – Saat ini kasus positif penyakit Schistosomiasis atau demam keong di wilayah Kabupaten Poso dan Sigi Provinsi Sulawesi Tengah meningkat.

Sementara, untuk stock obat penyakit schistosomiasis atau demam keong masih kosong dan mengakibatkan penanganan penyakit itu terbilang lamban.

“Untuk meminimalisir peningkatan Schisto, sekarang ini telah dilakukan pemeriksaan tinja oleh Dinas Kesehatan untuk mendeteksi kasus yang telah positif atau adanya yang baru positif,” jelas Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr Jumriani Junus, belum lama ini.

Dia mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir ketersedian obat penyakit Schistosomiasis atau demam keong untuk wilayah Indonesia sudah habis.

Penanganan penyakit endemik di Sulteng tersebut diakui belum maksimal bahkan obatnya dinyatakan habis atau belum tersedia lagi.

“Beberapa bulan ini stok obat kita kosong di provinsi kosong, di kota kosong bahkan di pusat juga telah habis,” sebutnya.

Jumriani menyebutkan, sebenarnya obat untuk schisto itu sangat murah hanya saja tidak tersedia di Indonesia. Alasannya karena jual beli obat yang belum banyak.

“Pabrik yang memproduksi obat schisto juga tidak di bangun di wilayah Indonesia karena tingkat jual beli nya pun pasti hanya sedikit dan akan merugi jika dilakukan pembangunan pabrik,” tuturnya.

“Jadi selama ini untuk memenuhi ketersediaan obat, pihak Dinkes di Provinsi Sulteng selalu dapatkan bantuan dari WHO untuk mendapatkan pengadaan obat schisto,” tambahnya.

Lebih jauh, Jumriani menuturkan, Dinkes Provinsi Sulteng ingin melakukan pembelian sendiri dengan menggunakan anggaran Dinas, dikarenakan suplay obat dari pusat menunggu waktu yang lama.

Namun, untuk membeli obat tersebut pihak Dinas Provinsi Sulteng tidak memiliki jalur khusus.

“Itupun ketika ada jalur untuk membeli akan ditahan pihak Bea Cukai, hal inilah yang menyebabkan penderita penyakit tersebut belum bisa tertangani sehingga kami tetap menunggu obat dari Kementrian Kesehatan yang sudah dipesan langsung oleh Dinkes Provinsi Sulteng” kata Jumriani.

Berdasarkan data yang ada dari 45 kasus sebelumnya, kini naik menjadi 245 kasus di tahun 2021 hingga saat ini, khususnya di wilayah Lembah Napu kabupaten Poso yang tersebar di 23 desa.

Saat ini pihak Dinas Kesehatan telah menyurati Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk pengadaan obat bagi penderita penyakit demam keong di Sulawesi Tengah.

Sebelumnya juga khusus penanganan eliminasi penyakit schisto di dua kabupaten Sulteng, tim Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng telah dipanggil pihak WHO pada 8-12 Januari 2023.