BANGGAI, TRUE STORY – PT Donggi Senoro LNG (DSLNG) adalah perusahaan swasta gas alam cair Indonesia. Proyek gas DSLNG merupakan salah satu kegiatan utama koridor Sulawesi dalam Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
DSLNG memberi peluang bagi pengembangan beberapa cadangan gas alam berskala kecil yang belum dikembangkan.
Hal inilah yang dibawa DSLNG pada Government Expo 2024, yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Banggai, di Lapangan Mirqan, Bukit Halimun, Luwuk.
Rahmat Azis selaku External Communication Supervisor DSLNG menyampaikan, bahwa ke ikut sertaan DSLNG pada kegiatan tersebut, selain untuk meramaikan sekaligus juga memberikan pemahaman serta edukasi ke masyarakat, terkait apa itu DSLNG.
“Melalui kegiatan seperti ini menjadi momen bagi kami memperkenalkan terkait apa sih itu DSLNG dan Migas. Karena banyak masyarakat khususnya di Kabupaten Banggai belum mengetahui,” jelasnya.
Selama pengoperasian, kata Rahmat, DSLNG sangat memperhatikan aspek kelestarian alam dalam pengelolaan lingkungan hidup, termasuk pengelolaan limbah dalam operasi Kilang LNG sehari-hari. Dalam pengawasannya pun perusahaan Migas ini selalu berkoordinasi dengan pemerintah.
Teknologi pemanfaatan gas suar yang diterapkan oleh PT DSLNG bahkan telah berdampak pada penghematan konsumsi fuel gas dan penurunan beban emisi rumah kaca, khususnya emisi gas metana (CH4).
“Ini dibuktikan dengan Penghargaan Subroto dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada September 2023 lalu,” terang Rahmat.
Selain itu, komitmen lingkungan DSLNG juga diwujudkan dalam program konservasi satwa langka endemik Sulawesi, burung maleo atau dalam bahasa ilmiahnya macrocephalon maleo.
Terhitung sejak tahun 2013 sudah ada sekitar 100 ekor anakan burung maleo yang di lepas liarkan ke Suaka Margasatwa Bangkiriang, yang terletak di Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai.
Dalam program konservasi ini, DSLNG juga bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah untuk mengontrol pusat konservasi maleo.
Perlu diketahui bersama DSLNG merupakan proyek LNG pertama di Indonesia yang dikembangkan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2001 tentang “Kegiatan Usaha Hilir”, sehingga memungkinkan pengembangan usaha yang terpisah antara kegiatan hulu penyediaan bahan baku gas dan kegiatan hilir pabrik LNG.
DSLNG didirikan sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA) pada tanggal 28 Desember 2007, dengan induk PT Pertamina (Persero), PT Medco Energi Internasional Tbk, Mitsubishi Corporation, dan Kogas atau Korea Gas Corporation.
Namun demikian, terhitung Februari 2011, untuk struktur pemegang saham langsung adalah PT Pertamina Hulu Energi, PT Medco LNG Indonesia dan Sulawesi LNG Development Ltd.
Model pengembangan bisnis hilir LNG memberi keuntungan bagi negara Republik Indonesia, terutama Kabupaten Banggai.