Palu,truestory.id- Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, bersama Wakil dr. , memimpin penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah () di ruang Polibu, Kantor Gubernur , Sabtu (8/3/2025).

Rapat ini turut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Provinsi , Novalina, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Christina Shandra Tobondo.

Dalam rapat tersebut, Gubernur Anwar Hafid menekankan bahwa harus berorientasi pada solusi konkret yang dapat dijalankan dan diukur keberhasilannya.

Ia menyoroti tantangan utama yang masih dihadapi Sulawesi Tengah, seperti angka kemiskinan yang tinggi, pengangguran yang belum tertangani secara optimal, serta keterbatasan infrastruktur yang menghambat pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Menurutnya, banyak anak yang masih putus sekolah karena keterbatasan ekonomi, sementara petani dan nelayan belum mendapatkan nilai tukar yang layak atas hasil produksinya.

Gubernur mengusung visi “Sulteng Nambaso”, yang berarti daerah ini harus maju di segala bidang dengan program-program strategis yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Di sektor pendidikan, Anwar Hafid berkomitmen meningkatkan akses bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem melalui beasiswa, termasuk bagi siswa berprestasi yang membutuhkan dukungan finansial.

Sementara itu, di bidang kesehatan, ia menegaskan bahwa masyarakat Sulawesi Tengah harus memiliki jaminan layanan medis yang lebih inklusif.

Pemerintah juga akan fokus menekan angka inflasi dengan menstabilkan harga bahan pokok, terutama di daerah terpencil yang sering menghadapi lonjakan harga akibat distribusi yang tidak merata.

Selain itu, penguatan nilai-nilai budaya dan tradisi lokal akan menjadi bagian penting dalam pembangunan daerah.

Gubernur ingin memastikan bahwa nilai-nilai seperti semangat persatuan bisa diintegrasikan ke dalam kebijakan daerah agar Sulawesi Tengah memiliki karakter kuat dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan sosial.

Wakil Gubernur dr. menekankan pentingnya peningkatan layanan kesehatan dan akses teknologi bagi masyarakat.

Ia menyoroti masih banyaknya daerah yang kesulitan mendapatkan sinyal komunikasi, sehingga masyarakat di wilayah terpencil harus naik ke bukit hanya untuk sekadar berkomunikasi.

Ia menegaskan bahwa kondisi ini harus segera diperbaiki agar seluruh wilayah memiliki akses telekomunikasi yang layak.

Kepala Bappeda Sulawesi Tengah, Christina Shandra Tobondo, menyampaikan bahwa penyusunan RPJMD ini harus berbasis data dan kondisi riil di lapangan.

Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, serta stakeholder lainnya agar kebijakan yang dirumuskan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat.

Gubernur Anwar Hafid dan Wakil Gubernur dr. Reny Lamadjido menargetkan rancangan awal RPJMD dapat masuk ke DPRD pada 17 Maret 2025.

Sebelum itu, pemerintah provinsi akan menggelar konsultasi publik untuk menyerap aspirasi masyarakat dan memastikan program yang disusun benar-benar sesuai dengan kebutuhan daerah.

Dengan penyusunan RPJMD yang berorientasi pada solusi konkret dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, pemerintah provinsi berharap dapat mewujudkan Sulawesi Tengah yang lebih maju dan sejahtera di masa mendatang.