PALU, TRUE STORY – Setiap perjalanan memiliki akhirnya. Namun bagi Rudi Ricardo, pensiun bukanlah penutupan, melainkan sebuah jeda untuk mengenang perjuangan dan dedikasi.
Sosok yang selama dua tahun terakhir dikenal ramah, namun tegas dalam aturan ini telah memberikan perubahan besar di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu.
Rudi datang ke Palu pada tahun 2022, di saat kota ini masih berjuang bangkit dari bencana gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan infrastrukturnya pada tahun 2018.
Bandara, sebagai pintu gerbang utama Sulawesi Tengah, menjadi salah satu simbol pemulihan kota.
Dengan etos kerja yang tinggi dan semangat pantang menyerah, Rudi mengemban tanggung jawab besar: mengembalikan wajah bandara menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Arti nama Mutiara bagi Rudi
“Bukan sekadar bandara, ini adalah rumah bagi banyak orang,” ungkap Rudi diakhir ia menjabat.
Kalimat sederhana itu mencerminkan betapa dalamnya komitmen yang ia tanamkan.
Rudi yang resmi pensiun pada 1 Februari 2025 ini memahami betul makna dari nama Mutiara tersebut. Baginya, bandara ini harus bersinar layaknya mutiara yang bercahaya, tidak hanya sebagai infrastruktur, tetapi juga sebagai simbol kebangkitan daerah.
Oleh karena itu, ia berusaha mengubah wajah bandara agar lebih modern, nyaman, dan berkelas, sesuai dengan esensi nama yang diusungnya.
“Setiap orang yang datang dan pergi melalui bandara ini merasakan kebanggaan dan kenyamanan yang sejajar dengan bandara-bandara terbaik lainnya,” ujarnya.
Perubahan yang dilakukan oleh Rudi bukan hanya soal fisik bangunan, tetapi juga tentang semangat baru.
Ia ingin Bandara Mutiara Sis Al Jufri menjadi lebih dari sekadar tempat transit—melainkan pintu gerbang menuju kemajuan dan kesejahteraan.
“Harapan saya benar-benar mencerminkan namanya: Mutiara, yang tak hanya berharga tetapi juga menjadi cahaya bagi banyak orang,” sebutnya.
Ia tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menciptakan ruang yang lebih nyaman.
Fasilitas baru dirancang tidak hanya untuk penumpang pesawat, tetapi juga bagi masyarakat umum yang ingin menikmati suasana bandara.
Di bawah kepemimpinannya, kawasan bandara menjadi lebih hidup, dengan dukungan terhadap pelaku UMKM yang kini dapat menjajakan produk lokal di sekitar area terminal.
Pencapaian Rudi Ricardo Membangun Daerah
Rudi juga dikenal karena keberaniannya mengambil keputusan demi kemajuan bersama. Sejumlah inisiatif penting berhasil ia jalankan.
Berikut sejumlah pencapaian dan kinerja yang berhasil dilakukan oleh Rudi Richardo selama masa tugasnya:
- Memperkuat kualitas SDM dan Pelayanan:
Rudi memastikan layanan penerbangan tetap optimal dengan peningkatan standar keselamatan dan kenyamanan serta meningkatkan kualitas SDM. - Pemulihan Pasca Bencana:
Setelah bencana gempa yang melanda Palu, Rudi memimpin pembangunan kembali fasilitas bandara, menjadikannya lebih tangguh dan modern. - Pemberdayaan UMKM
Menggandeng pelaku UMKM lokal untuk membuka gerai di lingkungan bandara, Rudi membantu memajukan ekonomi masyarakat setempat. - Dukungan Terhadap Olahraga:
Bekerja sama dengan Polda Sulawesi Tengah, Rudi turut mendukung pengembangan olahraga terjun payung di wilayah tersebut. - Pengembangan Depot Bahan Bakar Pesawat:
Ia memfasilitasi pembangunan kerjasama depot pengisian bahan bakar guna mendukung operasional penerbangan yang lebih efisien. - Peningkatan Pariwisata:
Dengan berbagai program kerja, Rudi mendukung promosi pariwisata Sulawesi Tengah agar semakin dikenal oleh wisatawan. - Dukungan Terhadap Peran Perempuan:
Rudi memberikan perhatian besar pada peningkatan peran perempuan di lingkungan kerja penerbangan.
Selain itu, Rudi dikenal memiliki hubungan baik dengan berbagai pihak, membangun sinergi dengan pemerintah daerah, pihak swasta, dan komunitas lokal demi kemajuan bersama.
Namun bagi Rudi, masih ada banyak hal yang belum maksimal ia capai. Dengan rendah hati, ia mengakui bahwa keterbatasan waktu dan sumber daya menjadi tantangan yang harus diterima.
Karir Rudi Ricardo
Rudi pertama kali ditempatkan di Unit Hukum Ditjen Perhubungan Udara yang menangani perjanjian, kerjasama, dan hal lainnya tentang hukum pada tahun 1994.
Selanjutnya pada tahun 1998 yang dipromosikan di Sekretariat Jendral, sekitar 7 sampai 8 tahun menjabat Eselon IV.
Kemudian, pada tahun 2007 ia ditarik lagi ke Perhubungan Udara menjadi Kepala Bagian Hukum Perhubungan Udara menangani pelaksanaan peraturan, advokasi, kerjasama luar negeri dan humas.
Pada tahun 2011, Rudi diminta menjadi Kasubdit di Direktorat Keamanan Penerbangan membawahi seluruh penyidik dan personel keamanan penerbangan se-Indonesia.
Lalu, pada tahun 2016, ia kembali dipercaya menjadi Kepala Bagian Hukum.
Pada 24 Februari 2017, Rudi dilantik menjadi Kepala Bandara Halu Oleo.
Sebelum menjabat menjadi Kepala Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu pada 10 Juni 2022 hingga 31 Januari 2025, Rudi menjabat sebagai Kepala Subdirektorat Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada 10 Januari 2019 sampai dengan 10 Juni 2022.
Pensiun tidak membuat Rudi meninggalkan Palu sepenuhnya. Ia mengaku jatuh cinta pada keindahan dan keramahan daerah tersebut.
“Saya pasti akan kembali,” ujarnya dengan senyum hangat.
Sebagai sosok yang gemar musik dan offroad, Rudi memang bukan hanya pemimpin yang tegas, tetapi juga pribadi yang dekat dengan semua kalangan.
Ia meninggalkan kesan baik bagi banyak pihak yang pernah bekerja dengannya.
Selesainya Rudi dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri bukanlah akhir dari perjuangan. Jejak karyanya dan kerjanya akan terus hidup, menjadi inspirasi bagi semuanya yang ingin membawa perubahan positif bagi Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu.
Rudi Ricardo adalah pemimpin yang menunjukkan bahwa dari puing-puing bencana, harapan dan kemajuan bisa lahir kembali.
Tinggalkan Balasan