Truestory-Setelah dicanangkan jadi kampung Hortikultura oleh Pemerintah Kabupaten Poso dan Kementerian Pertanian, pendapatan petani di Desa Watumaeta, terbilang naik signifikan.
“Alhamdulillah, pendapatan petani di Desa itu sudah bertambah naik dibanding sebelumnya,” jelas Kepala Dinas Pertanian Poso, Suratno Selasa, 10/05.
Menurutnya, pemerintah tengah fokus melakukan pembinaan di Desa tersebut. Menurutnya bantuan juga datang dari sejumlah pihak seperti Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Poso dan Bank Indonesia.
“Ia saat ini emerintah fokus pembinaan disitu.
Dari bank Indonesia membantu kami mengembangkan kampung hortikultura,” terangnya.
Hasil pertanian dari kampung hortikultura ini juga sudah dijual ke luar Provinsi Sulawesi Tengah dan juga mengisi ketersediaan bahan tani di salah satu perusahaan pertambangan besar di wilayah Sulawesi Tengah.
” Hasil hasilnya itu ada yang disuplai ke perusahaan IMIP, luar Provinsi seperti Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara,” ungkap Suratno.
Saat ini petani di Kampung Hortikultura di Desa Watumaeta juga tengah membuat koperasi tani di wilayah tersebut.
“Tujuannya mendirikan koperasi untuk menghimpun potensi ekonomi Petani dalam upaya meningkatkan posisi tawar Petani (bargaiming position),” kata Suratno.
Dinas Pertanian Kabupaten Poso mencatat di kampung hortikultura Desa Watumaeta terdapat enam kelompok tani, dengan jumlah 280 Kepala Keluarga (KK).
“Saat ini yang perlu dibenahi dari Kampung Horti itu jalannya yang masih perlu dibenahi di rehab,” tambahnya.
Di Kecamatan Lore Utara, luasan hortikultura sekitar 3000 Ha yang 400 Ha berlokasi di Dusun Mandiri, Desa Watumaeta dan berbatasan langsung dengan Hutan Taman Nasional.
Kelompok tani menggunakan lahan tersebut untuk menanam 16 jenis sayuran seperti kentang, kol, bunga kol, brokoli, wortel, tomat, cabe rawit, cabe merah dan lainnya.
Selain itu kelompok tani juga menanam jenis sayuran yang berbeda dengan waktu yang bertahap. “Hal ini adalah bagian dari strategi yang bertujuan untuk menghindari harga pasar yang anjlok,” paparnya.
Sementara itu, Staf Khusus Kementerian Pertanian Yesiah Ery Tamalagi mengatakan, sektor pertanian menjadi salah satu penghasil ekspor terbesar bagi Indonesia.
Ia berharap, program kampung hortikultura harus terus didorong, baik itu di wilayah Sulawesi Tengah dan secara umum di wilayah Indonesia.
“Semoga kedepannya kampung – kampung hortikultura di Kabupaten Poso akan terus bertambah jumlahnya,” terangnya.
Sebelumnya, pada November 2021 lalu
Desa Watumaeta, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah dicanangkan menjadi kampung Holtikultura pertama di Sulawesi Tengah oleh Pemerintah Kabupaten Poso dan Kementerian Pertanian.
Pencanangan ini juga merupakan salah satu program Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Tinggalkan Balasan