,truestory.id – Kehadiran kawasan industri berbasis nikel PT Indonesia Industrial Park () semakin nyata memberi dampak terhadap kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tengah (Sulteng). Selain memacu pertumbuhan ekonomi daerah, juga menjadi motor utama penyerapan tenaga kerja sehingga angka pengangguran kian menurun.

Badan Pusat Statistik () Sulteng mencatat, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2025 berada di angka 3,02 persen. Angka ini turun 0,13 persen poin dibandingkan Februari 2024 yang tercatat 3,15 persen.

Plt Kepala Sulteng, Imron Taufik J. Musa menjelaskan, jumlah pengangguran pada Februari 2025 sebanyak 49,61 ribu orang, sedikit berkurang dibanding setahun sebelumnya yakni 49,62 ribu orang.

“Tingkat pengangguran ini menempatkan Sulteng sebagai provinsi dengan angka terendah ketiga secara nasional,” terang Imron.

Ia menambahkan, tiga sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 44,56 persen, perdagangan 12,71 persen, serta industri pengolahan 10,55 persen.

Dibanding Februari 2024, sektor industri pengolahan mengalami lonjakan hingga 19,79 ribu orang.

“Industri pengolahan, termasuk kehadiran IMIP, memberi kontribusi nyata terhadap penurunan angka pengangguran di Sulteng,” tegasnya.

Head of Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, mengatakan keberadaan kawasan industri ini memang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Morowali dan Sulteng.

“Dalam visi dan misi perusahaan, IMIP berkomitmen memfasilitasi perkembangan usaha masyarakat sekaligus membuka peluang kerja yang luas. Banyak karyawan kami yang dulunya hanya bekerja serabutan, kini bisa memperbaiki taraf hidup keluarganya,” ungkap Dedy.

Hingga 1 September 2025, jumlah tenaga kerja di kawasan IMIP tercatat 86.394 orang. Dari angka tersebut, 92 persen berasal dari Pulau Sulawesi, sedangkan delapan persen lainnya dari luar Sulawesi.

Porsi terbesar berasal dari Sulteng, yakni 31 persen, dengan dominasi dari Kabupaten Morowali yang mencapai 58 persen.

Sejak 2020, serapan tenaga kerja di IMIP terus menunjukkan tren peningkatan. Pada 2020 jumlah sebanyak 35.592 orang, naik menjadi 51.542 orang di 2021, kemudian 68.466 orang pada 2022. Tahun 2023 tercatat 74.350 orang, dan 2024 sekitar 83 ribu orang.

“Setiap hari ada 200 hingga 500 calon pekerja yang mengikuti interview. Ini menunjukkan animo masyarakat untuk bekerja di IMIP sangat tinggi. Sebagian besar pekerja adalah lulusan perguruan tinggi dari berbagai daerah di Indonesia,” jelas Dedy.