PERJALANAN menuju puncak Tana Tobe, gunung yang menyimpan pesona besar di ketinggian 592 meter di atas permukaan laut (MDPL), dimulai dari jantung kota Palu. Hanya dalam waktu setengah jam, kami sudah tiba di titik awal pendakian yang terletak di Desa Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, tepatnya di area Sungai Paneki.

Kehangatan terasa sejak awal, bukan hanya dari udara tropis Sulawesi Tengah yang menyelimuti, tetapi juga dari sambutan para pemuda Desa Pombewe.

Mereka dengan ramah menawarkan jasa parkir dan menjadi pemandu jalur pendakian hanya dengan tarif Rp10 ribu. Bukan nilai nominal yang jadi ukuran, tapi rasa aman dan nyaman yang mereka berikan sejak langkah pertama.

Hari itu, Jumat (18/4/2025), jalur cukup ramai. Tana Tobe sedang naik daun di kalangan pencinta hiking. Tak butuh lama, perjalanan dimulai sudah disambut oleh rapatnya vegetasi hutan. Jalur awal menuju pos satu terbilang ekstrem. “Jalur ini cepat, tapi cukup terjal. Ini jalur air,” ujar Yayat, seorang warga Pombewe.

Tanah campur batu, akar pohon bersilangan, dan bebatuan besar jadi tantangan yang harus dilalui. Hingga akhirnya harus istirahat sejenak di pos satu dengan seteguk air menjadi momen sederhana tapi berharga.

Setelahnya, perjalanan dilanjutkan ke pos dua yang tak kalah menantang, jalur masih menanjak, batu dan akar menjadi rintangan wajib. Webbing pun menjadi tanda jalur cukup terjal.

Lepas dari pos dua, barulah kami disambut jalur landai yang tenang, dikelilingi pohon bambu yang seolah membentuk lorong alamiah.

Sekitar 15 menit kemudian, muncullah hamparan sabana luas di hadapan mata. Langit mulai memerah, tanda senja menjemput, menciptakan siluet yang tak ingin kami lewatkan.

Akhirnya, satu jam penuh perjuangan membawa kami ke puncak Tana Tobe. Di atas sana, ilalang bergoyang pelan tertiup angin, memperlihatkan panorama Kabupaten Sigi yang mempesona dari ketinggian. Rasa lelah sirna, tergantikan oleh syukur dan takjub akan keindahan yang terbentang di depan mata.