Palu,truestory.id – Semangat generasi muda Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk melestarikan lingkungan diwujudkan melalui aksi penanaman 70.000 pohon mangrove di sepanjang pesisir Pantai Palu.
Kegiatan ini digagas Rembuk Pemuda Sulteng bekerja sama dengan komunitas Mangrovers serta melibatkan pelajar, mahasiswa, dan organisasi kepemudaan.
Ketua Rembuk Pemuda Sulteng, Fathur Razaq, menegaskan penanaman mangrove ini merupakan wujud syukur dan kepedulian anak muda terhadap alam.
“Kami tanam mangrove bukan sekadar seremonial, tapi sedekah kami untuk alam. Menjaga alam adalah ibadah sosial,” ujarnya.
Fathur juga menyoroti minimnya kontribusi perusahaan dalam program reboisasi.
“Anak muda bisa menanam 70 ribu pohon, tapi perusahaan besar belum terlihat kontribusinya. Harus ada regulasi yang mewajibkan industri menyumbang bibit setiap tahun,” tegasnya.
Tak hanya sekadar penanaman, kegiatan ini diresmikan melalui penandatanganan MoU antara Rembuk Pemuda dan Mangrovers. Ketua Mangrovers, Ismail, mengapresiasi kolaborasi ini.
“Sejak pasca-tsunami 2019 kami menanam sendiri, hari ini kami tidak sendiri,” ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulteng, Simpra Tajang, memuji inisiatif ini sebagai dukungan terhadap ekonomi hijau dan mitigasi perubahan iklim.
Aksi penanaman dilakukan dari Layana hingga kawasan Citraland, diwarnai partisipasi organisasi kampus dan sekolah.
“Ini langkah awal menuju pantai Palu yang hijau dan lestari. Kalau kita jaga alam, alam pasti menjaga kita,” tutup Fathur.