Palu,truestory.id – Keberagaman budaya Sulawesi Tengah (Sulteng) dan Sulawesi Barat (Sulbar) hadir dalam harmoni pada Banua Fest 2024, sebuah festival budaya yang digelar di lapangan Universitas Tadulako, Kota Palu, oleh Balai Pelestarian kebudayaan wilayah XVIIIA cara yang berlangsung dari 7 hingga 9 November ini memikat masyarakat dengan beragam seni dan tradisi khas dari dua provinsi tersebut.
Dalam sambutan pembukaan, Yudiawati V. Windarusliana, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng, yang hadir mewakili Penjabat Gubernur, menyampaikan bahwa Banua Fest menjadi langkah penting dalam menghidupkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian budaya lokal.
Menurutnya, budaya tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga mencerminkan nilai sejarah dan identitas bangsa yang perlu dijaga.
“Kegiatan ini yang menjadikan langkah penting dalam upaya meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kebudayaan di Indonesia khususnya di provinsi Sulawesi Tengah yang kita cintai,” kata Yudiawati V Windarusliana, kepala dinas pendidikan dan Kebudayaan Sulteng, mewakili Pj Gubernur saat membuka kegiatan, Kamis (07/11/2024) malam.
Yudiawati mengatakan, kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya lokal sangatlah krusial. Budaya bukan hanya sekedar tradisi atau kebiasaan. Tetapi juga merupakan cerminan nilai-nilai sejarah dan identitas suatu bangsa.
“Dengan melestarikan budaya lokal, kita tidak hanya menjaga warisan nenek moyang tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara sesama masyarakat selain itu juga pelestarian budaya dapat memberikan manfaat ekonomi melalui para wisata di mana keunikan budaya dapat menarik minat pengunjung,” paparnya.
Selain itu, festival budaya menurut Yudiawati juga membuka kesempatan bagi generasi muda untuk belajar dan terlibat langsung. Demikian juga dengan pelaku budaya bisa menampilkan karyanya lewat pagelaran kebudayaan.
Oleh karena itu ia mendorong berbagai pihak terus mengedukasi masyarakat terkait nilai-nilai budaya lokal dan mendorong partisipasi aktif dalam kegiatan pelestarian budaya.
“Dengan semangat kolaborasi dan saling menghargai kita dapat menjadikan festival ini sebagai langkah awal menuju Sulawesi Tengah menuju masyarakat yang lebih harmonis dan berkelanjutan,” katanya.
Banua Fest kali ini mengambil tema Satu Banua dua kebudayaan. Secaea Filosofi, Banua yang berarti rumah untuk Kaili dan kampung untuk Mandar.
Andi Syamsu Rifai kepala BPK XVIII mengatakan Banua Fest diinisiasi untuk mempertemukan dua kebudayaan dalam satu banua.
Tak sekadar penampilan budaya, festival yang pertama digelar ini adalah upaya untuk membangkitkan rasa kebersamaan dan persaudaraan antar masyarakat di dua daerah itu.
“Banua Fest akan mengangkat filosofi kosmologi benua dari masyarakat Kaili yang membagi rumah menjadi 4 bagian. fungsi banoa sebagai produk budaya dan tentunya memiliki peran integral dalam kehidupan masyarakat Kaili dan Mandar,” kata dia.
Oleh karena itu, sebagian fungsi Banua akan dituangkan dalam wujud kesenian yang dilaksanakan selama Banua Fest meliputi perpaduan seni musik, seni tari, seni drama teater, dan lainnya.
Penampil yang hadir dari berbagai lembaga kesenian di Sulbar serta Sulteng di antaranya dari Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi dan kabupaten Sigi.
“Banua fest adalah bagian dari upaya kami melestarikan budaya. Kemudian ini juga merupakan sebagai bagian dari pendidikan karakter sebagai bagian dalam kampanye sadar budaya. Kemudian kami berharap dari pelaksanaan Bani wafis 2024 ini dapat membangkitkan rasa bangga terhadap budaya lokal,” tutup Andi.
Turut hadir pada pembukaan wakil rektor bidang kemahasiswaan Universitas Tadulako, Sagaf Djalalemba. Khusus untuk Universitas Tadulako, kata dia, mendukung penuh pelaksanaan kegiatan Banua festival oleh Balai pelestarian kebudayaan dengan memberikan fasilitas kegiatan di areal Kampus.
“Walaupun saat ini sudah dalam Kementerian yang berbeda, tetapi Universitas Tadulako tidak lepas dari pengabdiannya sebagai salah satu pilar untuk membangun bangsa khusus bidang kebudayaan. Sebagai slogan pemerintah provinsi Sulawesi Tengah negeri seribu megalit, Universitas Tadulako dapat bekerjasama untuk membantu pemetaan potensi wisata untuk mendorong ekonomi masyarakat,” katanya.