Palu,truestory.id – Pihak Keluarga almarhum Bayu Adhitiyawan, seorang tahanan Polresta Palu, mengungkapkan dugaan adanya penganiayaan yang menyebabkan kematian Bayu.
Berdasarkan penemuan luka yang mengeluarkan darah pada tubuh Bayu saat berada di RS Bhayangkara Palu, keluarga meyakini ada kejanggalan terkait penyebab kematiannya.
Dengan didampingi kuasa hukum, keluarga berencana melakukan otopsi secara mandiri untuk mengungkap kebenaran atas dugaan kekerasan selama Bayu ditahan atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Jeames Tonggiroh, anggota tim advokat keluarga, Jumat (20/9/2024) menjelaskan bahwa pada hari ke-11 masa tahanan, Bayu dinyatakan meninggal oleh aparat kepolisian.
Namun, keluarga mendapati sejumlah kejanggalan ketika memandikan jenazahnya, termasuk adanya luka yang masih mengeluarkan darah, serta darah yang keluar dari mulut almarhum.
Keluarga merasa tidak puas dengan keterangan resmi yang menyebutkan bahwa Bayu meninggal akibat komplikasi penyakit asam lambung, demam tinggi, dan sesak napas.
“Keluarga menemukan beberapa luka yang tidak sesuai dengan berita acara resmi. Kami sebagai kuasa hukum akan mengusut tuntas dan mencari keadilan atas kematian ini. Kami berharap kasus ini dapat dikawal dengan baik hingga hukum benar-benar ditegakkan,” ujar Jeames.
Pihak keluarga juga meminta perhatian dari berbagai pihak, termasuk Kapolri, Presiden RI, Kemenkumham, Komnas HAM, dan Komisi III DPR RI.
Mereka mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, Bayu sempat menunjukkan perubahan perilaku yang mencurigakan saat kunjungan keluarga pada hari-hari besuk, dimana Bayu terlihat bingung dan panik, yang diduga merupakan hasil dari tekanan yang dialami selama masa tahanan.
Upaya yang akan dilakukan selanjutnya adalah otopsi untuk mengetahui penyebab kematian secara lebih jelas.
Keluarga menyiapkan dokter forensik independen dan akan melaksanakan proses ini secara mandiri, termasuk rencana pembongkaran kuburan untuk kepentingan otopsi.
Arumsari, adik almarhum Bayu, juga menegaskan bahwa kejanggalan ini menjadi alasan utama keluarga untuk mencari keadilan.
“Kami merasa heran dengan kondisi jenazah yang berbeda dari hasil visum. Ada luka-luka di tubuh almarhum yang membuat kami yakin ada hal lain yang menyebabkan kematiannya,” jelasnya.
Keluarga besar Bayu berharap kasus ini menjadi atensi Kapolri, Presiden, Komnas HAM, serta mendapatkan perhatian publik dan hukum agar kebenaran dapat terungkap, serta keadilan bagi almarhum bisa segera ditegakkan.
Tinggalkan Balasan